Perbandingan antara HD dengan CAPD
Pasien
Gagal Ginjal pada umumnya memilih terapi pengganti fungsi ginjal dengan cara
Cuci Darah, istilah medisnya Hemodialisis (HD), karena dianggap lebih sederhana,
praktis dan murah. Padahal sekarang para pasien di Negara-negara maju banyak yg
sudah beralih ke CAPD, bahkan Negara tetangga saja sudah sejak tahun 1980-an
mempraktekannya. Singapura, Thailand, Malaysia, Philipina, Cina dll. Di Negara
tersebut para pasien yg baru divonis gagal ginjal kronis/terminal akan langsung
dioperasi pasang cateter di perutnya agar bisa melakukan refil (isi ulang)
cairan ke dalam perut. Bahkan cairan Dianeal yang merupakan kebutuhan pokok
pasien CAPD di Indonesia pun sampai sekarang masih di impor dari Singapura.
Agar lebih jelas mengetahui perbedaan antara cuci darah (HD) dengan cuci perut (CAPD), silakan Anda perhatikan bagian berikut ini:
No.
|
Peri Hal
|
HD (Hemo Dialysis) atau Cuci
Darah
|
CAPD (Continues
Ambulatory Peritoneum Dialysis)
atau Cuci Perut
|
1
|
Fungsi
|
Menyaring racun darah dan
mengeluarkannya bersama cairan tubuh, agar darah menjadi bersih.
|
Menyerap racun darah dan kelebihan
cairan pada tubuh pasien dengan system difusi melalui membran peritoneum di
dalam perut.
|
2
|
Proses
|
Darah dialirkan ke mesin penyaring
racun melalui selang yang ditusukkan dengan jarum vistula pada urat nadi di
pangkal paha (selangkangan jika belum memiliki Ave-shunt) untuk menyalurkan
darah keluar dan satu jarum lagi di tangan untuk memasukkan darah yg sudah
bersih. Jarum vistula bisa dipasang keduanya di tangan bila sudah operasi
Ave-shunt.
|
Sebelum melakukan refill(isi
ulang) pasien harus menjalani operasi pemasangan cateter di perut sebelah
kanan. Melalui satu cateterlah cairan masuk dan keluar, karena cairan yg akan
diisi sudah dilengkapi dg kantong yg kosong untuk pembuangan makanya disebut
twinbag Dianeal yg hanya sekali pakai. Tidak membutuhkan mesin, karena hanya
menggunakan gaya gravitasi baik untuk pengeluaran cairan, maupun pemasukkan
cairan.
|
Tempat
|
Harus dilakukan di rumah sakit
tertentu yang memiliki fasilitas ruangan khusus untuk hemo dialysis.
|
Dapat dilakukan di mana saja, asal
bersih, baik di rumah, di dalam mobil bahkan di tempat wisata.
|
|
Waktu
|
Setiap kali cuci darah membutuhkan
waktu selama 4 s.d.5 jam dalam periode 2 s.d. 3kali per minggu. Banyak
tambahan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu giliran, pemasangan alat dan
pencabutan alat.
|
Satu kali refill hanya membutuhkan
waktu 20 s.d. 30 menit, setiap hari sebanyak 3 atau 4 kali refill.
|
|
Menu Makanan dan Minuman
|
Makanan yang berkelium tinggi
terutama santan, buah-buahan dan sayuran hanya diperbolehkan dalam porsi yang
sangat kecil.Contohnya, sebuah apel Fuji hanya bisa dikonsumsi ¼ s.d. 1/3-nya
satu kali dalam sehari. Volume air minum juga sangat terbatas. Sangat
dianjurkan banyak makan protein.
|
Asupan gizi yg mengandung protein
harus dua kali lipat porsi makan orang
sehat! Makan minum lebh bebas. Kita bisa memakan apel Fuji 2 s.d.3 buah per
hari bahkan makan sayuran pun boleh. Lotek, karedok, rujak hiris, rujak ulek,
rujak bebek, dll masih bisa kita konsumsi dalam porsi yang cukup, tetapi
jangan berlebihan. Volume air minum bisa banyak disesuaikan dengan akumulasi
cairan yang terserap dianeal setiap harinya.
|
|
Biaya
|
Biaya operasi Ave-shunt ( Cimino) untuk
memperbesar pembuluh darah di tangan,transfort menuju tempat HD 2 s.d.3 kali
per minggu besarnya tergantung jarak tempuh, biaya proses HD jika tak memiliki
kartu jaminan Askes atau sejenisnya, juga obat-obatan.
|
Biaya operasi pemasangan carteter
memang cukup tinggi sekitar 25 jutaan, tapi bagi peserta Askes tak jauh beda
dengan pasang Ave-shunt, tak ada biaya transfor bolak-balik ke rumah sakit,
paling sebulan sekali beli cairan sekitar 5 jutaan (peserta Askes gratis),
obat-obatan yg dikonsumsi semakin berkurang, kecuali betadin, NaCl, kassa dan
plester untuk dressing tutup execite.
|
|
Kebutuhan Tenaga Medis
|
Sangat membutuhkan bantuan tenaga
medis yang professional, untuk memasang dan mencabut jarum vistula.Harus
selalu dalam pengawasan perawat/dokter jaga, karena banyak resiko yang
terjadi saat HD berlangsung.
|
Tidak membutuhkan bantuan tenaga
medis yang professional, seperti dokter jaga dan perawat, karena bisa
dilakukan sendiri atau bantuan anggota keluarga,setelah kita mengikuti
pelatihan selama tiga hari.
|
|
Efek Samping/ dampak negatif
|
Sering mengalami kram akibat
dehidrasi karena terlalu banyak cairan yg tersedot mesin, menggigil kedinginan,
pusing, mual-mual, muntah, tensi ngedrop tiba-tiba, sesak napas bahkan sampai
pingsan. Biasanya badan jadi lemas, karena terkuras energy dan saripati
makanan dalam darah kita. Kehilangan nafsu makan,bahkan lidahpun mati rasa. Esoknya badan masih terasa loyo. Lusanya
baru mulai bertenaga lagi, itu pun kalau asupan gizinya bagus! Hari ke-3 atau
ke-4 harus siap-siap HD lagi. Kulit akan semakin hitam, karena penumpukkan Fe
di permukaan kulit yg tidak terbuang, gatal-gatal seluruh tubuh,
osteoporosis, dan sulit tidur. Sisa fungsi ginjal semakin berkurang, akhirnya
urine pun tak bisa keluar lagi. Kerja jantung semakin berat saat HD
berlangsung, sehingga jantung pun beresiko tinggi mengalami gangguan. Jika
terjadi uremia, sesak napas atau hiper kalemia harus cepat datang ke tempat
HD, di mana pun dan kapan pun kita berada, jangan menunggu sampai esok
harinya! Kalau tidak cepat diambil tindakan, maka akibatnya…..saya tak berani
mengatakannya.
|
Sekali-kali perut terasa kembung,
gatal-gatal, pegal linu atau kurang tidur. Bisa juga mual-mual sampai muntah,
karena hiper kalemia.
Jika mengalami hiper kalemia, atau sesak napas
akibat terlalu banyak minum, kita bisa mengatasinya dengan mempercepat waktu
periode refil sehingga refill bisa dilakukan sampai dengan 5 kali. Agar
kalium yang berlebih cepat terbuang.
|
|
Dampak Positif
|
Bisa mengeluarkan racun dalam
darah dan kelebihan cairan di tubuh.
|
Selain bisa mengeluarkan racun
dalam darah dan kelebihan cairan dalam tubuh, sisa fungsi ginjal akan lebih
awet dipertahankan. Kerja jantung akan ringan,karena bukan darah yang
terpompa jantung harus dikeluarkan dulu, sehingga mengurangi resiko serangan
jantung. Badan akan terasa selalu lebih bugar dari pada saat HD. Nafsu makan
stabil. Tensi darah semakin lama semakin mendekati normal yang pada akhirnya
menjadi normal kembali dan tidak perlu mengkonsumsi obat penurun tensi.
Permukaan kulit tidak kehitam-hitaman, karena tidak ada penumpukkan Fe.
|
Mengapa pasien tidak memilih transplantasi (cangkok ginjal), agar bisa hidup normal kembali dan terhindar dari ketergantungan cuci darah seumur hidup? Alasannya, karena faktor ekonomi untuk penyediaan ginjal pengganti, operasi transplantasi, dan pemeliharaan masa adaptasi selama dua tahunan yg begitu tinggi. Bahkan resiko keberhasilannya yg fivety-fivety.
Tulisan
ini hanyalah untuk berbagi pengalaman, bukan berdasarkan kajian ilmiah secara
medis, sehingga mungkin saja ada kekeliruan atau salah penulisan istilah
mohon maklum atas segala kekurangannya. Terima
kasih! Mudah-mudahan menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua. Aamiin!